Dampak Skandal Keamanan Daihatsu

Daihatsu merupakan salah satu perusahaan mobil paling besar di Indonesia dan di Dunia, termasuk juga anak perusahaan dari Daihatsu yaitu Toyota. Tetapi baru-baru ini kedua merek tersebut nama baiknya tercoreng karena skandal keamanan yang terkuak sejak April 2023 yang lalu. Baru-baru ini, Daihatsu Jepang mengeluarkan pernyataan bahwa Daihatsu dan Toyota terpaksa harus memberhentikan produksi dan distribusi 64 Mobil Daihatsu, dari 64 mobil tersebut 22 adalah mobil dengan merek Toyota.

Alasan dari pengumuman tersebut adalah terkuaknya pemalsuan data tes keamanan 88,000 kendaraan Daihatsu dan Toyota, dengan mayoritas kendaraan yang datanya dipalsukan tersebut dijual ke pasar Filipina dan Malaysia. Awalnya pemalsuan data tersebut dibuka Daihatsu sebagai insiden yang sedikit, dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab atau hanya kebetulan yang termasuk amrgin eror. Tetapi setelah diinvestigasi badan independen ditemukan 88,000 data tes tersebut bukan insiden terpisah.

Hasil investigasi independen tersebut menguak 64 model Daihatsu yang dimodifikasi hasil tesnya, termasuk 22 mobil merk Toyota. Model-model tersebut lah yang Daihatsu dan Toyota terpaksa harus memberhentikan produksi dan distribusinya ke seluruh dunia. Daihatsu dalam konfrensi pers 20 Desember yang lalu berjanji untuk memperbaiki hal tersebut dan melakukan overhaul perusahaan secara menyeluruh. Kabar terbaru adalah Daihatsu memberi target untuk memulai produksi dan distribusi kembali pada akhir Januari 2024.

Untuk detail manipulasi data yang dilakukan Daihatsu, sebagian besar manipulasi tersebut dilakukan untuk bagian tabrakan samping untuk uji airbag dan komponen lainnya, sehingga nilai akhir uji keselamatan mobil Daihatsu dan Toyota lebih tinggi dari seharusnya. Hal tersebut tentu saja menimbulkan kekhawatiran atas keamanan mobil yang sudah didistribusikan Toyota dan Daihatsu.

Untuk dampaknya kita sudah bahas Daihatsu dan Toyota terpaksa memberhentikan produksi dan penjualan 64 jenis mobil. Tetapi selain itu dampak lain yang dialami adalah saham Toyota yang terjun payung di pasar saham AS, serta saham Daihatsu dihilangkan dari listing pada pasar saham AS. Kementrian transportasi Jepang juga melakukan inspeksi massal pada fasilitas perusahaan Daihatsu dan Toyota untuk investigasi lebih lanjut akan kasus ini. Konsumen global juga tentu saja banyak yang menyalurkan kemarahan, kekhawatiran, serta kekecawaan pada Daihatsu dan Toyota.

Untuk dampak di Indonesia selain Daihatsu dan Toyota tidak menjual banyak mobil model terbaru, dampak press release Daihatsu 20 Desember yang silam tidak terlalu berdampak. Perusahaan pengurus Daihatsu dan Toyota di Indonesia, Astra Indonesia, memang mengalami penurunan saham satu hari setelah pengumuman tersebut, tetapi penurunan saham tersebut tidak terlalu drastis dan saham Astra setelah mengalami spike turun mulai mengalami recover.