Mengenal Apa Itu Triptonic, Fungsi, dan Cara Menggunakannya
Dalam industri otomotif, ada beberapa istilah yang masih asing di telinga masyarakat, salah satunya adalah triptonic.
Tahukah kamu apa itu triptonic?
Sederhananya, triptonic mengacu pada sistem transmisi yang menggabungkan fitur transmisi otomatis dan manual.
Dalam mode triptonic, pengemudi dapat memilih untuk mengoperasikan transmisi secara otomatis atau beralih ke mode manual menggunakan tuas atau paddle shifters.
Secara umum, triptonic adalah kombinasi antara transmisi otomatis dan manual yang memberikan pengemudi lebih banyak kontrol dan fleksibilitas dalam mengoperasikan kendaraan.
Dalam mode manual triptonic, pengemudi dapat memilih gigi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Sistem transmisi ini memberikan pengalaman berkendara yang lebih sporty dan akselerasi yang cukup baik.
Kelebihan lain dari triptonic adalah sudah terkomputerisasi dengan baik, sehingga dapat diubah atau digunakan sesuai dengan kebutuhan pengemudi.
Kendati sistem ini dirasa cukup keren, tapi hanya sedikit mobil-mobil Asia yang menggunakannya. Sebaliknya, mobil-mobil Eropa keluaran terbaru sudah banyak yang disematkan sistem transmisi ini.
Istilah triptonic sendiri memiliki nama yang beragam di industri otomotif. Ada yang menyebutnya tiptonic, geartronic, manumatic, sportronic, touchshift, dan lain sebagainya.
Menurut informasi yang dihimpun Blog Durable, transmisi matik tiptronic pertama kali dirilis oleh Porsche pada 1989.
Dalam penggarapannya, Porsche tidak sendiri. Porsche merangkul Bosch dan ZF untuk menyempurnakan sistem transmisi triptonic.
Karena gebrakan baru ini mendapat antusias yang cukup tinggi, kemudian transmisi semi otomatis triptonic menjadi standar untuk model-model Porsche lainnya.
Seiring berjalannya waktu, ternyata transmisi triptonic semakin berkembang. Hingga pada akhirnya pada tahun 1995 dikembangkan lagi dengan teknologi terbaru yang diberi nama triptonic S.
Triptonic S memiliki fitur canggih yang memungkinkan pengemudi memindahkan gigi melalui tombol di setir, yang kabarnya ide ini terinspirasi dari balapan Formula.
Namun, meskipun mode triptonic memungkinkan pengemudi untuk melakukan perubahan gigi secara manual, sistem ini masih memiliki beberapa pembatasan untuk melindungi komponen transmisi dan mesin dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat kesalahan pengemudi.
Cara menggunakannya juga tidak boleh sembarangan. Disarankan untuk menggunakannya sesuai dibutuhkan.
Semisal ketika kita mengemudi di jalan tol, maka kita bisa mengggunakan mode manual, terlebih lagi saat ingin menyalip kendaraan yang torsi mesinnya kurang.
Kemudian, setelah berhasil menyalip kendaraan lain, disarankan untuk tidak lupa memindahkan transmisi ke mode D atau mode normal.
Jadi, penggunaannya lebih kepada pengalaman dan kebutuhan pengemudi. Umumnya jika ingin menambah kecepatan dalam tanda kutip “ugal-ugalan”, bisa menggunakan mode manual. Kemudian jika ingin mengemudi santai bisa memfungsikan gas dan rem saja layaknya mobil matik.